Rocky Gerung baru-baru ini membahas tentang apa yang terjadi menjelang pemilu 2024.
Ada beberapa hal yang dibahasnya bersama jurnalis senior Hersubeno Arief di sebuah tayangan pada kanal YouTubenya Rocky Gerung Official.
Salah satu hal yang dibahas adalah bagaimana proses kampanye dari paslon nomor urut 2 membayar pendukungnya di GBK saat kampanye akbar tanggal 10 Februari kemarin.
Rocky Gerung juga menyebutkan dalam tayangan tersebut kalau banyak anak muda ke sana sebagai bukti paslon 2 pamer atas hasil survey.
Benarkah kabar tersebut? Dikutip AyoJakarta.com dari YouTube Rocky Gerung Official, pada awal tayangan YouTubenya tersebut, Rocky Gerung dan Hersubeno Arief membahas tentang bagaimana pencalonan Gibran sebagai cawapres paslon nomor urut 2.
Dipaparkannya, telah terlihat pula oleh masyarakat beberapa bukti kecurangan yang dilakukan sejak awal dalam pencalonan tersebut.
Setelah membahas tentang pencalonan, Rocky Gerung dan Hersubeno Arief membahas juga tentang perbedaan kampanye akbar yang dilakukan oleh paslon 1 dan paslon 2.
Di mana paslon 1 orang-orang yang datang memang dengan ikhlas dari berbagai daerah. Sedangkan orang-orang yang datang ke tempat kampanye paslon 2 menerima uang tunai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.
Rocky Gerung mengatakan kalau moral itu ya menjadi atau tidak, tidak mungkin lagi ada penjelasan.
“Saya kira itu yang harusnya ditunjukkan bahwa moral itu to be or not to be, hitam atau putih, nggak mungkin lagi ada penjelasan,” ujarnya.
Rocky Gerung juga mengungkapkan kalau perbuatan membayar pendukung paslon 2 anak-anak muda merupakan hasil pamer lembaga survei yang memenangkan mereka.
“Lho itu adalah justru reaksi terhadap hasil survey yang kelihatannya terlalu pamer,” lanjut Rocky.
Rocky Gerung juga mengungkapkan kalau lembaga survey digaji oleh negara atau pemerintah.
“Lembaga survey digaji oleh negara dan dia (pemerintah negara),” ujar Rocky Gerung lagi dalam tayangan youtubenya.
Sumber: ayojakarta
Foto: Rocky Gerung/Net
Post a Comment for "Rocky Gerung Bongkar Lembaga Survey dan Pendukung Paslon Nomor Urut 2 Dibayar! Benarkah?"