Fraksi PKS bersikap tegas menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Alih-alih menaikkan harga BBM, pemerintah seharusnya membatasi dan
meningkatkan pengawasan distribusi subsidi.
Menurut Anggota Komisi VII DPR RI, dari Fraksi PKS, Mulyanto, opsi tersebut
cukup realistis untuk mengatasi dilema yang dihadapi pemerintah terkait
pengadaan dan pendistribusian BBM bersubsidi.
"Pemerintah harus cepat mengambil keputusan agar tidak ada pihak tertentu yang
berspekulasi terkait isu kenaikan harga BBM bersubsidi ini. Semakin cepat
keputusan tersebut diambil, maka semakin baik bagi semua pihak terkait," kata
Mulyanto kepada wartawan, Jumat (26/8).
Ia menambahkan, apabila pembatasan BBM bersubsidi dilakukan untuk kendaraan
selain roda dua dan kendaraan umum, serta kendaraan pegangkut sembako, maka
hasil simulasi menunjukkan, pemerintah dapat mereduksi anggaran subsidi BBM
sebesar 69 persen.
Apalagi, diketahui harga minyak dunia akhir-akhir ini terus menurun dari 120
dolar Amerika per barel pada puncaknya di bulan Juni 2022, menjadi 90 dolar
Amerika per barel pada bulan Agustus 2022.
“Untuk itu, tanpa adanya upaya pembatasan distribusi BBM bersubsidi yang tepat
sasaran, diperkirakan kuota BBM akan habis di bulan Oktober 2022,” tegasnya.
Sampai akhir tahun 2022 diperkirakan kebutuhan Pertalite mencapai 29 juta kilo
liter, sedang kebutuhan solar mencapai 17,5 juta kilo liter.
“Padahal kuota Pertalite dan Solar untuk tahun 2022 masing-masing sebesar 23
juta kilo liter dan 15 juta kilo liter,” pungkasnya.
Post a Comment for "Tolak Kenaikan BBM, Fraksi PKS: Minyak Dunia Akhir-akhir Ini Turun Terus Kok"