Ikuti kami di

Gurubesar Unpad Kritik Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung

Gurubesar Unpad Kritik Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) jangan sampai menjadi de-development. Artinya, pembangunan yang belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pandangan itu disampaikan Gurubesar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (FEB Unpad), Prof. Arief Anshory Yusuf.

Menurut Arief, dampak utama de-development yaitu kesejahteraan masyarakat yang stagnan bahkan berkurang meski pembangunan infrastruktur dilakukan.

“Atas nama pembangunan seolah-olah ada pembangunan infrastruktur transportasi canggih, tapi tidak ada maknanya. Kesejahteraan malah turun, safety malah memburuk. Kereta cepat nampak canggih tapi akhirnya rakyat malah balik lagi ke mobil,” kata Prof. Arief seperit dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Dalam catatan Arief, pembangunan kereta cepat juga harus mempertimbangkan inklusivitas. Arief menilai, pembangunan yang baik bukan semata meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengaplikasikan kecanggihan teknologi, namun juga mampu memberikan pemerataan.

Pengoperasian KCJB dengan tiket yang mahal dan menutup layanan Argo Parahyangan yang lebih murah, bakal sulit memberikan pemerataan, terutama bagi masyarakat yang memiliki anggaran terbatas.

“Tidak semua orang mampu merogoh kocek lebih banyak untuk membeli tiket. Konsumen itu heterogen dari segi kebutuhan dan penghasilan,” tandasnya seperti dimuat laman Unpad, Minggu (11/12).


sumber: RMOL➚

Post a Comment for "Gurubesar Unpad Kritik Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung"