BelumAdaJudul.com - Kasus mega skandal 349 T di Kementerian Keuangan makin
hari makin panas. Kasusnya bahkan sudah sampai dibahas oleh DPR bersama Ketua
PPATK yang berujung pada semacam perseturan antara Komisi III DPR dengan
Mahfud MD. Komisi III DPR dalam rapat kerja bersama dengan Ketua PPATK, Ivan
Yustiavandana, tampak sekali membela Sri Mulyani dan menyalahkan Mahfud.
Selain dibela Komisi III, Sri Mulyani juga didukung oleh mayoritas anggota
Komisi XI. Mahfud MD pun dalam kubu berhadapan dengan DPR yang frontal
terhadapnya. Namun, Mahfud mengaku sudah bertemu dengan Jokowi untuk
melaporkan hal itu dan diminta agar buka-bukaan saja.
Mengomentari keadaan ini, Rocky Gerung dalam Kanal You Tube Rocky Gerung
Official edisi Selasa (28/3/23) mengatakan:
“Saya kira itu konteksnya mesti kita lihat bahwa Pak Jokowi berupa di akhir
masa jabatannya itu menyalakan lilin seterang-terangnya. Biasanya, lilin kalau
dinyalain terang-terang itu artinya sudah mau mati, tinggal sumbunya saja.
Tetapi, faktor Pak Mahfud ini sesuatu yang menurut saya penting sekali, kenapa
sih, ada isu di belakang itu yang memungkinkan Pak Jokowi akhirnya mengiyakan
atau melegalkan atau mengutus Pak Mahfud untuk bertengkar di DPR. Dan itu
artinya pertengkaran intra pemerintah juga kan. “
Yang menarik, tambah Rocky, Mahfud menghitung kalau ini tidak dibuka akan
menjadi blunder dan merugikan dia karena seolah dia hanya menyebar hoaks. Oleh
karena itu, Mahfud pasti melapor ke presiden dan menerangkan lebih jelas pada
presiden sehingga presiden merasa ini perlu dibuka.
“Jadi, yang kita duga bahwa di dalam soal uang yang beredar 349 itu pasti ada
jejak partai politik. Itu yang kita duga. Karena yang bereaksi partai-partai
politik. Ngapain partai poitik berekasi terhadap hal yang sebetulnya biasa,”
ujar Rocky.
Dalam diskusi yang dipandu oleh Hersubeno Arief, wartwan senior FNN, itu Rocky
jugamengatakan bahwa Ketua PPATK, Ivan Yustiavandana, terjebak di situ. Dia
mau pro keadilan atau proses hukum, atau dia takut karena diancam oleh
partai-partai politik. Kalau Mahfud tidak ada takutnya diancam oleh partai
politik. Yang justru terbebani adalah PPATK, lalu Ketua PPATK ragu. Tetapi,
dengan adanya backup dari Presiden Jokowi, mestinya Ivan juga lebih
terang-terangan memperlihatkan bahwa memang data-data itu adalah laporan rutin
PPATK kepada Departemen Keuangan.
Tetapi, tambah Rocky, PPATK juga melaporkan kepada Mahfud supaya menjadi isu
publik. Mahfdu MD dalah semacam dewan pengawas PPATK. Tentu Ivan sebagai ketua
PPATK tahu kalau laporan sampai ke Mahfud pasti lapor ke presiden.
“Jadi presiden tahu soal-soal ini. Tinggal kita lihat sejauh mana presiden
sebetulnya mengerti ujung dari keributan soal dana 349 triliun ini,” ujar
Rocky.
Saat rapat dengan Komisi XI, Sri Mulyani dalam posisi tetap seperti semula
bahwa laporan yang disebutkan oleh Ketua PPATK mencapai 200-an itu mayoritas
justru berasal dari permintaan Kementerian Keuangan sendiri. Sri Mulyani juga
bersikeras bahwa itu bukan kasus di Kementerian Keuangan. Ada beberapa kasus
kepabeanan, tapi bukan berarti melibatkan ASN di Kementerian Keuangan.
Meski Sri Mulyani menampik bahwa itu bukan kasus di Kemenkeu, tetapi tetapi
fakta bahwa ada kasus Rafael Alun Trisambodo, kasus kepala Bea Cukai, dan
laporan milenial tentang penyimpangan-penyimpangan di Bea Cukai, menunjukkan
bahwa ada yang salah di Kemenkeu.
“Jadi, itu kalau kita seolah-olah bikin analisis ini nggak ada cancer di situ,
iya, tetapi ada jejak cancer di tempat yang lain, maka mesti dicurigai ada
satu jaringan yang betul-betul kena cancer. Nagapain ngelak-ngelaik, padahal
belum ada penelitian hukum,” ujar Rocky.
“Jadi, kalau Sri Mulyani defensif, itu artinya ada sesuatu yang mau
disembunyikan,” tegas Rocky.
Mestinya Sri Mulyani justru mempersilakan petugas hukum, kepolisian atau Jaksa
atau KPK masuk, bukan menutup pintu dengan mengatakan tidak ada jejak korupsi,
tidak ada jejak money laundring, atau tidak ada jejak keterlibatan pejabat
Kemenkeu. Itu boleh dikatakan setelah ada penelitian awal atau penyelidikan
awal. Kalau begini PR-nya Sri Mulyani buruk banget karena defensif. Dan jika
Sri Mulyani semakin defensif maka semakin terlihat bahwa di situ ada problem
etis.
“Semakin dia defensif, semakin dia apologetis, semakin terlihat di situ ada
problem etis,” ujar Rocky. (ida)
Sumber :
Tag :
Post a Comment for "Soal Mega Skandal 349 T, Semakin Sri Mulyani Defensif dan Apologetis, Makin Terlihat Ada Problem Etis"