Nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar AS (Amerika Serikat), bahkan
pada Jumat (4/11/2022) nyaris tembus Rp16.000 per dolar AS, tepatnya berada di
level Rp15.749 per dolar AS.
Maxensius Tri Sambodo, Peneliti di Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler
BRIN mengakui, dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan
menggerus daya beli masyarakat.
"Selain itu, pelemahan ruipiah juga akan mendorong inflasi karena kebutuhan
masyarakat akan mengalami kenaikkan harga, khususnya kebutuhan yang berbasis
impor," tutur Max panggilan akrabnya yang dihubungi di Jakarta, Minggu
(6/11/2022).
Ia mengatakan rupiah terus mengalami tekanan depresiasi itu menjadi hal yang
perlu menjadi perhatian banyak pihak dalam hal ini, Bank Indonesia (BI) dan
Kementerian Keuangan karena itu akan memberikan implikasi kepada kondisi daya
ekonomi kita.
"Kita tahu bersama kalau rupiah terus melemah tentu kondisi barang-barang
impor akan semakin meningkat, dan kita tahu bersama ekspor kita sangat
bergantung kepada banyak komponen impor, sehingga rupiah terus melemah,"
paparnya.
Max mengutarakan barang-barang impor mengalami kenaikkan harga, tentu ini juga
akan mempengaruhi posisi daya saing ekspor kita.
Sebab itu, lanjut dia, untuk mencegah berlanjutnya pelemahan nilai tukar
rupiah Bank Indonesia akan mencoba untuk melakukan pengendalian, atau
intervensi. Tetapi sejauhmana intervensi ini keberhasilannya dalam
mengendalikan pelemahan rupiah.
Max menambahkan di sisi lain nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini
mendorong kenaikkan harga, khususnya komoditas yang berbasis impor. Namun di
sisi lain juga memberikan keuntungan pada sisi APBN (Anggaran Pendapatan
Belanja Negara) karena peningkatan nilai ekspor.
"Sebab itu, diperkirakan siasat strategis dari Kementerian Keuangan dan
Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor," papar Max
Namun demikian, Max menjelaskan bahwa fenomena pelemahan nilai tukar rupiah
bukan hanya menimpa mata uang rupiah tapi juga di banyak negara," Max
mengutarakan.
source:
poskota➚
Post a Comment for "Rupiah Melemah, Nyaris Tembus Rp16.000 Per Dolar AS, Peneliti Ekonomi BRIN: Bisa Mendorong Inflasi"